MENDAPATKAN KERAMIK YANG INDAH DAN AWET
Keindahan keramik tidak hanya ditentukan oleh perawatan melainkan sudah dimulai sejak proses pemilihan.
Keramik adalah jenis lantai yang paling banyak dipakai pada hunian (horizontal dan vertikal) di kota-kota besar. Keluhan yang sering muncul biasanya berkaitan dengan daya tahannya terhadap beban, gores, dan noda. Untuk mengatasinya selama ini saran yang diberikan cenderung terfokus pada perawatan. Padahal, perawatan berkala saja tidak memadai.
Untuk mendapatkan lantai atau dinding keramik yang rapi, indah, dan awet, prosesnya sudah dimulai sejak masa pemilihan dan pemasangan. Pemilihan harus tepat sesuai peruntukan, dan pemasangan harus rapi.
Mungkin Anda hanya bisa terlibat langsung dalam proses perawatan. Sedangkan pemilihan diserahkan pada tukang atau pemborong. Terlebih pemasangan, hampir pasti sepenuhnya ditangani tukang. Meskipun demikian Anda tetap bisa mengontrol proses pemilihan dan pemasangan itu bila memahami kiat memilih dan memasang keramik. Untuk itulah tips ini disajikan.
Pemilihan
Yang pertama harus dilihat dalam memilih keramik adalah ketahanan (bending strength)-nya terhadap benturan, gores, dan noda. Untuk itu Anda bisa membaca label atau menanyakannya kepada penjual. Bisa juga dengan mencoba menggoreskan koin pada permukaan keramik. Bila tergores berarti keramik kurang kuat dan bodinya kurang padat (mudah menyerap air).
Kini ada keramik yang diproduksi dengan teknologi “gres” yang lebih tahan terhadap beban, benturan, dan noda, daya serap air sangat rendah, dan lebih variatif bentuk, ukuran, motif, tekstur dan warnanya. Motif dan varian warna (tonality) menjadi pertimbangan berikutnya.
Tapi, itu saja tidak cukup. Anda juga perlu tepat memilih keramik karena ada banyak jenis keramik sesuai peruntukannya. Misalnya, keramik lantai dan dinding, keramik untuk rumah tinggal dan areal komersial, keramik untuk ruang dalam (interior) dan ruang luar (eksterior), keramik glossy (mengilap) dan doff atau rustic (tidak mengilap), dan seterusnya.
Ada produsen yang mendefinisikan secara rigid jenis-jenis keramik itu, ada pula yang hanya mengklasifikasikannya secara umum. Roman misalnya, membagi keramik lantainya menjadi lima kategori sesuai dengan daya tahannya terhadap gesekan. Mulai dari keramik untuk area yang hanya bisa dilalui dengan alas kaki lunak atau tanpa alas kaki dan tanpa gesekan kotoran, seperti kamar mandi rumah dan kamar tidur dengan jalan masuk tidak langsung dari luar, sampai keramik untuk area dengan lalu lintas pejalan kaki yang padat dengan gesekan yang keras seperti shopping center, airport, foyer hotel, area pejalan kaki, dan area industri.
Kualitas
Setiap jenis keramik juga memiliki kualitas yang berbeda. Ada yang kualitas satu (KW1), dua (KW2), dan tiga (KW3). Ketahanan, keindahan, presisi, dan harga keramik KW2 tentu lebih rendah ketimbang KW1. Begitu pula ukuran, motif, dan varian warna keramik, sangat bervariasi. Karena itu memilih keramik harus terencana, tidak bisa dadakan. Untuk itu sebelum memilih pastikan:
1. Luas dan lay out ruang yang akan dilapisi keramik karena akan menentukan jumlah, jenis, ukuran, varian warna, dan aksesoris (kalau ada) keramik yang harus dipesan.
2. Pola pemasangan keramik: paralel atau diagonal. Kebutuhan keramik untuk pemasangan paralel sangat berbeda dengan pemasangan diagonal. Pemasangan diagonal akan membuat banyak keramik terbuang (wastage). Itu artinya Anda harus melebihkan pesanan lebih banyak dibanding pemasangan secara paralel.
3. Spesifikasi permukaan yang akan dilapisi keramik: lantai atau dinding, ruang basah atau kering, ruang luar atau dalam, kalau ruang dalam, ruang dalam bagian mana, dan seterusnya. Pilih jenis keramik sesuai peruntukan.
Untuk area eksterior yang sering kontak dengan air seperti teras dan garasi misalnya, pilih keramik yang kuat, tahan cuaca, daya serap air rendah, doff, bertekstur, dan tidak licin (antislip).
Sebaliknya untuk area interior yang sering kontak dengan air seperti kamar mandi dan ruang cuci, sebaiknya bertekstur namun glossy sehingga mudah dibersihkan, daya serap air rendah, dan tidak licin. Sementara untuk area servis seperti dapur basah dan kering, bisa dipilih keramik antislip, bertekstur dan glossy atau sebaliknya, tergantung karakteristik area yang akan dilapisi.
Sedangkan untuk ruang khusus seperti tangga, pilih keramik stepnose atau steptile yang bagian pinggirnya bertekstur atau ada lekukan untuk mencegah orang terpeleset. Permukaan keramik bisa doff atau glossy sesuai selera dan desain interior.
4. Desain arsitektur dan interior rumah. Untuk rumah bergaya modern dengan perabot simpel, tentu lebih pas memilih keramik dengan motif dan warna yang netral, bukan keramik dengan warna ngejreng dan motif yang ramai. Untuk ruang kecil sebaiknya pilih keramik berukuran kecil atau sedang dengan warna-warna terang, meskipun biaya pemasangannya lebih mahal. Keramik berukuran besar di ruang kecil membuat ruang terkesan sempit meskipun pemasangan lebih mudah dan murah.
5. Konsistensi suplai keramik baik dalam jumlah, jenis, ukuran, maupun warnanya. Ini penting agar kalau suatu waktu butuh pengganti, mudah mendapatkannya, sehingga keramik di ruangan tidak belang. Akan lebih ideal bila memilih keramik dari produsen yang memberikan layanan purna jual, jasa konsultasi pemasangan dan supervisi (untuk tipe keramik tertentu).
6. Keahlian tukang yang akan memasang keramik. Terlebih bila memilih keramik KW2. Dengan tukang yang ahli, keramik KW2 pun bisa tampil indah seperti KW1.